Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
“Entah akan berkarir atau
menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena
mereka akan menjadi seorang ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak
yang cerdas” – Dian Sastrowardoyo.
Pendidikan memang menjadi hal
yang sangat penting untuk kehidupan dimasa depan. Dari kutipan diatas, tidak
ada perbedaan antara wanita desa dan wanita kota.
Pendidikan memang berlaku untuk
siapapun tanpa memandang gender dan status sosial. Tidak juga memandang tujuan
akhir, akan menjadi wanita karir ataupun ibu rumah tangga tetap membutuhkan
pendidikan.
Terlepas dari tujuan karir, alasan
pentingnya pendidikan bagi perempuan adalah :
1. Perempuan
merupakan madrasah pertama untuk anaknya kelak.
Perempuan
akan menjadi tempat belajar pertama kali untuk anaknya. Tanpa pandang status
sosial. Mau kaya atau miskin. Mau wanita kota atau desa.
Karena
perempuan yang sudah mempunyai anak, juga akan mempunyai peran ganda yaitu
sebagai ibu sekaligus sebagai guru.
Sebelum
anak menempuh pendidikan di sekolah, perempuanlah yang pertama kali mengajari
anaknya. Seperti berbicara, makan, minum, berdiri, mengenalkan ibadah dan masih
banyak lainnya.
2. Kecerdasan
anak diwariskan dari ibunya.
Dilansir
dari laman hellosehat.com (17/04/20) Menurut Satoshi Kanazawa pada artikelnya,
kecerdasan umum dikenal sangat diwariskan, dan gen yang mempengaruhi kecerdasan
umum diperkirakan pada kromosom X.
Itu
berarti bahwa anak laki-laki mewarisi kecerdasan umum mereka dari sang ibu
saja, sedangkan anak perempuan mewarisi kecerdasan umum mereka dari ibu dan
ayah mereka.
Dari
pernyataan diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa perempuan lebih dominan
mewarisi kecerdasan kepada buah hatinya.
Lalu bagaimana dengan
kesetaraan gender?
Ada yang perlu diperbaiki dari
kesetaraan gender di masa kini. Entah itu memperbaiki cara berpikir ataupun
memperbaiki lingkungan sosial khususnya untuk perempuan-perempuan yang hidup di
desa.
Mengenyam pendidikan tinggi
apalagi menyandang gelar magister bagi perempuan kota memang hal yang membanggakan,
berprestasi dan terpandang.
Namun hal itu tidak berlaku
bagi perempuan desa, khususnya yang tinggal di lingkungan yang masih
menggunakan prinsip bahwa “jadi perempuan tidak usah sekolah tinggi-tinggi”.
Dengan lingkungan yang tidak
mendukung, perempuan desa yang menyandang gelar magister seakan-akan mereka
melawan arus.
Terlebih lingkungannya tidak
banyak anak perempuan yang menyandang gelar magister. Beberapa anggapan
masyarakat tentang perempuan yang berpendidikan tinggi adalah :
1. Perempuan
yang berpendidikan tinggi sulit dapat jodoh.
Entah
apa yang menjadikan acuan jika perempuan yang berpendidikan tinggi akan sulit
dapat jodoh.
Terlebih
jika perempuan yang berpendidikan tinggi itu memang belum menikah, maka akan
semakin menguatkan anggapan mereka.
Hal
ini bertolak belakang dengan perempuan-perempuan kota. Dengan berpendidikan
tinggi, akan semakin bangga jika seorang suami mempunyai istri yang terpelajar.
2. Setinggi-tingginya
pendidikan, perempuan akan di dapur juga.
Meskipun
perempuan itu berpendidikan tinggi, tapi bukan berarti perempuan tersebut
melupakan kodratnya sebagai wanita.
Sekalipun
akan berkarir, bukan berarti perempuan akan lepas tanggugjawabnya sebagai istri
dan juga ibu.
3. Laki-laki
tidak menyukai perempuan yang berpendidikan tinggi.
Entah
ini apa yang salah. Kesetaraan gender tidak nampak dalam pendidikan. Kebanggaan
bagi laki-laki yang bisa menempuh pendidikan tinggi.
Tapi
ada juga anggapan bahwa laki-laki tidak menyukai perempuan yang berpendidikan
tinggi dengan alasan bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi akan berani
berdebat dan keras kepala.
Apakah
ini kesetaraan gender dalam pendidikan? Bukankah perempuan yang terpelajar itu
bisa memposisikan dirinya? Tidak adil rasanya jika anggapan ini terus dipupuk.
Menjadi
perempuan desa yang menyandang gelar magister, harus siap mental dan berani
membuktikan bahwa pendidikan itu penting.
Karena
dengan pembuktian itu satu-satunya jalan untuk membuka pola pikir masyarakat
tentang pentingnya pendidikan.
Berbicara Tentang Pendidikan. Apakah
Berpendidikan itu Harus Kuliah?
Tidak. Pendidikan itu bisa
dilakukan dengan formal dan juga non formal. Pendidikan formal seperti sekolah
dan kuliah. Sedangkan pendidikan non formal seperti kursus.
Untuk mengenyam pendidikan,
bisa dilakukan di lembaga-lembaga yang membuka kursus seperti EduCenter.
Tidak selamanya kursus itu
membosankan. Saat semua orang bingung mencari tempat kursus dan juga menghabiskan
waktu dan tenaga untuk berpindah dari tempat kursus satu ke tempat kursus
lainnya, EduCenter memberikan jawabannya.
Untuk semua perempuan-perempuan
yang ingin meningkatkan skill dan meningkatkan pengetahuan, kamu bisa
kursus di EduCenter.
Kenapa Harus EduCenter?
Karena EduCenter adalah mall
edukasi. EduCenter memiliki banyak tempat kursus terkemuka.
Beberapa tempat kursus di
EduCenter adalah Apple Tree Pre-School, UniSadhuGuna, Farabi Music School,
Binary Kiddo, CMA Mental Arithmetic, Shane Learning Centre, Calculus, Flamingo
Studio, Kumon, Wow Art Studio, Far East Education dan masih banyak lainnya.
Bukan hanya pengetahuan dan skill
yang kamu peroleh. Tapi kamu juga akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa
dengan kursus di EduCenter.
Siapapun kamu, tidak ada alasan
yang boleh menghentikan kamu untuk menempuh pendidikan. Karena kamu berharga.
Dan kamu adalah Kartini masa kini. Lanjutkan pendidikanmu bersama #educenterid.
Comments
Post a Comment