Sebuah
sistem umumya terdiri atas sejumlah subsistem. Masing-masing subsistem yang
memiliki batas tersendiri ini saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang
sama. Berikut ilustrasinya:
Antarmuka
subsistem merupakan hal yang penting karena tanpa antarmuka ini sistem hanya
berisi sekumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan.
Secara prinsip, antarmuka subsistem berupa masukan dan keluaran. Dalam
prakteknya, sebuah subsistem bisa saja hanya memberikan keluaran atau hanya
menerima masukan. Gambar berikut memperlihatkan dua model hubungan antara dua
buah sistem.
Pada prakteknya, sebuah antarmuka tidak
sekadar menyatakan aliran data, melainkan juga melaksanakan suatu proses. Dalam
sistem informasi, pada dasarnya antarmuka berfungsi sebagai (Martin, 1999):
- Penapisan, yakni membuang derau atau data yang tidak berguna.
- Pengkodean/pendekodean, yakni mengubah data dari satu format ke dalam format yang lain.
- Pendeteksian, yakni melakukan pemeriksaan dan pembetulan kesalahan-kesalahan terhadap standar atau kekonsistensian.
- Penyanggatan (buffering), yakni memungkinkan dua buah sistem bekerja sama tanpa harus tersinkronsasi secara ketat. Caranya, anatrmuka mengumpulkan data dari satu subsistem dan kemudian memperkenankan subsistem lain mengambil data tersebut.
- Pengamanan, yakni menolak permintaan yang berasal dari pihak yang tak berhak terhadap data dan menyediakan mekanisme proteksi yang lain.
- Pengikhtisaran, yakni meringkas sejumlah masukan ke dalam bentuk agregat (ringkasan).
Comments
Post a Comment